Rabu, 26 Januari 2011

M@L@M Q

DO'A Q

Dalam gempita malam
penuh bintang bertabur
mewarnai langit yang membiru
aq angkat sepuluh jemari Q
Penuh harap aq ucakan 
YA ALLAH.....
bila engkau menghendaki
kasih sayang datang dihatiku
maka... Tunjukkan hidayah-Mu
Lindungi aq dari lingkar do'a
YA ALLAH.......
lindungi semua
menjadi INDAH

Amiiin.....!!!!!!

JOURNAL Q

THE JOURNAL F EFECTIVE TEACHING
PEMBELAJARAN EFEKTIF
        Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif jika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya. Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien. Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran.
         Kaidah yang berlaku dalam penerapan standar, pembelajaran dinyatakan efektif jika menggunakan metode yang bervariasi. Nah, yang satu ini memang beresiko. Perlu ada sistem penjaminan bahwa kebervariasian menggunakan metode itu benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan. Jika tidak maka kebervariasian itu tidak menjamin berkembangnya motivasi dan minat siswa belajar. Jika kebervariasian metode mengajar menjadi ciri efektifnya guru mengajar, maka guru yang profesional harus ditandai dengan menguasai sejumlah metode dan mampu mengaplikasikannya. Pekerjaan itu baru sempurna dinyatakan efektif jika benar-benar memfasilitasi siswa belajar untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
pembelajaran yang efektif dapat juga dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dianggap efektif jika siswa terlibat secara aktif melaksanakan tahapan-tahapan prosedur pembelajaran. Dari segi hasil, dianggap efektif jika tujuan pembelajaran dikuasai siswa secara tuntas.
          Koperasi adalah belum layak umumnya kurang dimanfaatkan metode pengajaran di tingkat perguruan tinggi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk berbagi model kooperatif praktik pembelajaran berbasis di tingkat perguruan tinggi. Para penulis mempelajari pedagogi Dr Paul J. Vermette, penulis Membuat buku Pembelajaran Kooperatif Tim Kerja di K-12 Ruang Kelas (1998), seluruh empat-minggu Multikultural Pendidikan program selama musim panas 2007.
         Tujuannya adalah untuk memeriksa bagaimana ia menggunakan struktur pembelajaran kooperatif sebagai alat utama murid-muridnya 'pengetahuan akuisisi. Melalui pengalaman belajar kunci dalam Pendidikan Multikultural Tentu saja, penulis makalah ini akan mengkaji bagaimana Vermette's model koperasi belajar sejalan dengan model yang sudah ada sebelumnya, Johnson, Johnson dan Smith 'Lima Rukun' Pembelajaran Kooperatif dalam Pendidikan Tinggi "Itu bisa jadi bahwa anggota fakultas dari perguruan tinggi abad kedua puluh satu atau universitas akan merasa perlu untuk menyisihkan peran mereka sebagai guru dan bukan menjadi perancang pengalaman belajar, proses, dan lingkungan
        Menurut Pusat Pembelajaran Kooperatif di University of Minnesota, Koperasi Belajar adalah suatu hubungan antara sekelompok siswa yang memerlukan lima elemen:
1. saling ketergantungan positif
2. akuntabilitas individu
3. interpersonal skill
4. tatap muka interaksi promotif
5. proses keluar
Kelima unsur membentuk 'lima pilar' pembelajaran kooperatif yang Johnson, Johnson,dan Smith (1991) digunakan sebagai dasar mereka untuk memanfaatkan praktek-praktek seperti di kelas kuliah.
       Pada tahun 1991, Departemen Tenaga Kerja AS melakukan survei nasional untuk menyelidiki apa keterampilan kebanyakan majikan mencari di karyawan baru mereka. Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan dunia bisnis "mengambil" pada apa yang sekolah bisa lakukan untuk lebih mempersiapkan Amerika pekerja untuk sangat terampil, pekerjaan yang sangat menguntungkan. Sedangkan keterampilan teknis dan kecerdasan umum terbukti penting, keterampilan yang paling sering dikutip adalah "kemampuan komunikasi, interpersonal keterampilan dan inisiatif "(Dowd & Liedtka, 1994). Dalam dokumen dari Amerika Serikat departemen negara berjudul "Apa Pekerjaan Membutuhkan Sekolah," di antara atas atribut AS.
         Dalam fakultas ini mengadakan konferensi guru-murid dengan profesor mereka, serta cukup kesempatan formal untuk merefleksikan keberhasilan dan menetapkan tujuan untuk perbaikan terus-menerus.Memberikan kesempatan siswa untuk merenungkan kualitas kerja kelompok mereka akan akhirnya menentukan keberhasilan tim pembelajaran kooperatif. Dengan demikian dalam universtas ini menyediakan waktu untuk refleksi individu dan kelompok akan meningkatkan kualitas tim pembelajaran kooperatif dengan memperkuat compeJones intrapersonal dan interpersonal dan Jones 72 The Journal of Pengajaran Efektif, Vol. 8, No 2, 2008, 61-76 © 2008 All rights reserved tencies.Yang memungkinkan siswa untuk memberikan umpan balik konstruktif untuk mendorong mereka rekan metakognitif refleksi.

Senin, 24 Januari 2011

BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

IRONI SHOLAT SUBUH
Ada seorang ustad yang giat berdakwah menyerukan tegaknya syariat Islam. Herannya dia tidak pernah bisa ditemui saat sholat Subuh di masjid. Saat ditanya kemana, dengan ringan dia menjawab: “Pekerjaan menuntut saya bekerja lebih lama, sehingga waktu tidur saya terlambat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun.”
• Ada seorang kawan yang menyetel alarm untuk bangun tengah demi pertandingan Liga Champion, tetapi tidak pernah dilakukan untuk bangun sholat Subuh.
• Gilanya lagi, banyak orang yang menyetel alarm jam 6 pagi. Kenapa tidak jam 4 pagi?
• Ketika harus naik pesawat jam 6 pagi, apakah kita akan berusaha tiba di bandara 1 jam sebelumnya?
• Atau kita hanya pasrah karena tidak mungkin tiba 1 jam sebelumnya?
• Ketika harus masuk kerja jam 8 pagi, apakah kita rela bangun lebih pagi agar bisa tiba tepat waktu di kantor?
• Apalagi bagi yang tempat tinggalnya jauh, mampukah kita bangun lebih pagi agar tidak terlambat?
• Atau anda akan selalu meminta izin kepada pimpinan setiap hari karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk datang pagi-pagi?
• Mengapa kita tidak berani minta izin kepada atasan kita padahal dia manusia biasa. Sementara kita begitu mudahnya “meminta izin” kepada Allah, yang telah menciptakan kita dan juga pimpinan kita, untuk terlambat mendirikan sholat Subuh?
• Coba renungkan!!!!
• Kalau ada orang kaya yang berjanji memberikan uang Rp100 juta jika datang ke rumahnya tepat jam 5 pagi
• Apakah kita akan mendatanginya?
• Atau apakah kita menolak hanya karena tidak bisa mengatur waktu bangun tidur?
• Sesungguhnya permasalahannya kembali pada kemauan:
KITA MAU ATAU TIDAK!!!
“Pernah, salah seorang penguasa Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat subuh menyamai jumlah jamaah sholat Jumat”
SHOLAT SUBUH SEBAGAI UJIAN
• Sholat Subuh itu sangat berat.
• Buktinya, jumlah shaf jamaah sholat Subuh biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan shalat lainnya.
• Ini membuktikan bahwa sholat Subuh adalah ujian.
• Selain itu, sholat Subuh memiliki kriteria layaknya ujian, antara lain: pasti sulit tetapi tidak mustahil untuk dilakukan.
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
KEISTIMEWAAN SHOLAT SUBUH
 Pahala sholat malam satu malam penuh
 Sholat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari Kiamat saat semua sumber cahaya di dunia akan padam.
 Berjalan dalam kegelapan : Sholat Isya’ dan Subuh
 Dijanjikan Surga
 Yang dimaksud dua waktu dingin itu adalah ashar dan subuh.
 Melihat Allah; Ada yang lebih diinginkan manusia selain surga, yakni melihat Allah di surga. Bagaimana caranya?
 Terdapat sholat sunnah yang lebih mulia dari dunia seisinya
 Waktu yang disaksikan; Waktu Subuh adalah waktu yang disaksikan hamba Allah yang mulia, yaitu para malaikat.
 Berada di bawah Lindungan Allah

KENAPA HARUS DIMASJID?
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
• Banyak berjalan artinya terbiasa atau membiasakan diri.
• Dalam kegelapan artinya sholat Isya’ dan sholat Subuh.
• Menuju Masjid artinya berjamaah di masjid bukan di rumah (khusus laki-laki).
TIPS SHOLAT SUBUH
1. Ikhlas
2. Tekad yang kuat
3. Berdoa kepada Allah agar dibangunkan saat fajar
4. Berteman dengan orang shalih yang mau membangunkan
5. Mengatur pola tidur
6. Tidak tidur dalam keadaan kekenyangan
7. Bel pengingat: alarm, bel pintu dari tetangga, dan telepon dari sahabat
8. Berdakwahlah mengajak orang lain untuk sholat Subuh berjamaah, agar diri terpacu untuk melakukan hal yang sama
AYO KITA GALAKKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID UNTUK MENYONGSONG KEBANGKITAN ISLAM.
Kalau bukan kita siapa lagi?
Kalau bukan sekarang kapan lagi?

Senin, 10 Januari 2011

Menikah Adalah Ibadah


Bicara soal pesta pernikahan, bagi kita orang Minang, tentu yang tergambar dalam fikiran adalah pelaminan penganten yang megah dengan corak dan warna-warni yang meriah, marapulai yang gagah dengan saluaknya, anak daro yang cantik dengan suntiang keemasannya, prosesi-prosesi keadaan dari datuak dan niniak mamak serta acara-acara khs adapt Minang lainnya. Malahan dewasa ini banyak pesta baralek yang kita temui di kampong-kampung dan hampir di semua wilayah di Sumatera Barat, memeriahkan suasana aleknya dengan acara musik. Pada umumnya menggunakan jasa grup organ tunggal. Tak ada pesta baralek yang tidak meriah.

Hal itu lumrah saja, mengingat itulah moment penting yang berbahagia dan paling ditunggu-tunggu semua pihak. Sebuah perayaan yang menandakan halalnya hubungan sepasang insan berlainan jenis yang bukan mahram. Suasana dimana air mata baru penuh kebahagiaan menetes dari mata mempelai, orang tua dan sanak keluarganya. Saat-saat yang dihiasi ucapan syukur dan do’a harapan agar hubungan kasih saying itu abadi untuk selamanya. Hari bahagia yang juga dirasakan oleh semua orang yang menghadirinya.

Sebagai orang Minang yang mayoritas muslim, kita sadari bahwa pernikahan itu hakikatnya adalah sebuah ibadah yang diwajibkan dalamIslam bagi mereka yang sudah cukup umur dan mempunyai kemampuan untuk menjalannya.Ibadah yang sangat dicintai Allah, ibadah yang disunahkan oleh para rasul.Ibadah yang diberi ucapan shalawat oleh para malaikat bagi orang yang melaksanakannya. Ibadah yang akan menyelamatkan seorang hamba dari perbuatan maksiat dan perzinaan. Dan merupakan ibadah yang bernilai sacral sangat tinggi.

Kesakralan pernikahan inilah yang sering ternoda disebabkan cara merayakannya. Seperti musik-musik dan joget-jogetan ala diskotik yang identik dengan bau alcohol dan narkoba. Jenis musik yang digemari kebanyakan tamu undangan yang muda-muda. Makanya tak jarang pihak penyelenggara baralek ikut menyediakan fasilitas minuman keras untuk para tamunya. Tak ayal lagi, acara baralek itu berubah menjadi pesta mabuk-mabukan.

Adalah sebuah kepastian, orang yang di bawah pengaruh alcohol, akal sehatnya tidak berfungsi lagi. Masalah sepele seperti tersenggol sedikit waktu joget atau saling tatap-tatapan mata, bias berujung pertengkaran, perkelahian, bacakak banyak antar kelompok, antar kampong bahkan saling bunuh-bunuhan. Kejadian ini banyak kita dengar akhir-akhir ini.

Masalah lainnya adalah cara berpakaian dan goyangan para penyanyi wanita organ tunggal yang kebanyakan masih tidak memperhatikan adab kesopanan yang dapat mengundang syahwat kaum lelaki yang melihatnya. Dapat dibayangkan pikiran-pikiran mesum yang bersiliweran di kepala para lelaki tersebut, apalagi mereka di bawah pengaruh minuman keras.Banyak yang mengabaikan kalau acara baralek itu juga dihadiri oleh para orang-orang tua, niniak mamak bahkan ada alim ulama yang sepantasnya di hargai.

Jika memang berniat menggunakan jasa organ tunggal, ada baiknya hal ini dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak pengelolanya, mengenai pakaian penyanyi ataupun goyangan jogetnya.Kita harus sadari bahwa hal-hal yang berbau sensualitas dapat meningkatkan angka perzinaan dan perkosaan dalam masyarakat. Waspadalah !. Begitu anjuran Bang Napi di televisi tiap hari. Masalah lainnya lagi yang perlu diperhatikan dalam acara baralek adalah permainan judi seperti permainan kartu remi atau kartu koa dengan pasang taruhan untuk mengisi acara begadang semalam suntuk di rumah mempelai. Acara ini masih jadi tradisi di beberapa tempat.

Jadi tak ada salahnya kita renungkan dan pikirkan lagi, jika kita memang ingin mendapatkan keberkahan serta keridhaan Allah dari pernikahan suci itu. Dan jangan pula kita berprinsip, yang namanya perayaan boleh saja dirayakan dengan cara yang jelas-jelas diharamkan dalam ajaran Islam. Apapun jenisnya, perbuatan dosa tetap ada ganjaran azab dari Allah Swt bagi yang menghalalkannya.

Alangkah baiknya saat yang sacral dan bahagia itu dirayakan dengan lebih Islami dan tidak berlebih-lebihan sehingga menjurus ke perbuatan dosa. Dan juga jangan terlalu di paksakan kemeriahan alek tersebut, jujur saja, dalam masyarakat kita masih banyak yang memaksakan diri mengadakan acara baralek gadang yang mewah dan meriah demi gengsi dan takut malu dikatakan orang lain tak mampu. Sehingga karena dana yang pas-pasan terpaksa harus hutang sana-sini. Menyedihkan sekali memang. Bersenang-senang dahulu, bersusah-susah belakangan untuk bayar hutang.

Semuanya kembali pada kita yang menjalani. Renungkanlah, suatu perbuatan sakral, yang merupakan sunnah nabi, dicintai Allah dan mendatangkan pahala bagi yang menjalannya. Ya, menikah adalah ibadah, namun jika dirayakan dengan cara jahiliah, sanggupkah kita menerima laknat Allah?.

Kamis, 23 Desember 2010


Pandangan Islam terhadap Perayaan Valentine Day

Telah dijelaskan diatas mengenai aktivitas para remaja yang ikut-ikutan merayakan valentine day dengan membabi buta, disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis, dan perbuatan maksiat lain, lalu bagaimana sebenarnya hukum ikut merayakan valentine itu, berikut akan saya paparkan.
Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum syara”. Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa : 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”
Dalam Surah Al Maidah : 49 Allah berfirman : “dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. Jelaslah dari ayat-ayat diatas, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan apa yang Allah turunkan Al Quran dan As Sunnah, dan dilarang keras kita mengambil hukum selain dari hal tersebut. Tidak dijadikan akidah islam sebagai ikatan pemutus seluruh perbuatan manusia dewasa ini merupakan faktor kenapa banyak remaja sekarang terperosok dalam perbuatan haram, disamping itu ketidakpahaman mereka terhadap hal tersebut, dan budaya ikut-ikutan memainkan peranan ini.
‘Berkasih-sayang’ versi ‘Valentine’an ini, haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine’s Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan corak hidup seorang Muslim.  Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeza dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung. Jika kita fahami nas-nas syara’ dengan lebih mendalam, akan kita dapati aturan yang tegas terhadap masalah ini, antara lain firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban” (QS Al Isra’ : 36)”
Disini sangat jelas Valentine day adalah budaya orang kafir, yang nyata-nyata kita dilarang untuk mengambilnya, dalam hal ini kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, yg jelas-jelas bertentangan dengan akidah islam, sementara yang boleh diambil dari semua orang(termasuk kafir) adalah dalam masalah terknologi, budaya yang tdk lahir dari pandangan hidup mereka; seperti bahasa asing, menanam padi yang baik, membuat pesawat terbang, komputer, sepeda motor, mobil dll bahkan kita dituntut untuk mendalami hal ini.
Hali ini diperkuat dengan hadist Rasulullah saw : “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka“(HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
“Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku (umat Islam)” (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari datuknya).
Maka sangat jelas kita tidak diperbolehkan “tashabuh”, menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir dari pandangan hidupnya, sudah seharusnya kita tinggalkan semua budaya kufur tersebut jauh-jauh.
Aktivitas muda-mudi ketika merayakan valentine juga banyak yg melanggar syara’, mereka melakukan kadang dengan berduaan/khalwat, antara lawan jenis, saling berciuman, berpegangan tangan, kadang dilakukan dengan ramai-ramai campur baur laki dan wanita non mahram, disertai dengan alunan musik, saling merayu. Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil/keperluan syar’i yang menuntut bertemunya keduanya misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah dll. Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan/akhlak wanita berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung dan jilbab, tidak berdandan berlebihan, dll. Nabi sendiri mengatakan bahwa,”Barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak” (HR. Ahmad).
Sungguh ikut merayakan hari valentine adalah tindakan tercela, dan haram bagi kaum muslimin untuk merayakan, Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir, barat, apalagi kemunculannya berasal dari budaya lokal, maka sudah sepatutnya kaum muslimin meninggalkan hal tersebut. Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al – Maidah : 3, “…….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu……” Begitu pula Allah swt menyuruh umatnya untuk mengikuti standar halal-haram, menjadikan Muhammad Rasulullah sebagai panutan, mengambila apa yang dicontohkannya dan meninggalkan dari perkara yang dilarangnya, sebagimana firman Allah dalam surah al Hasyr :7 : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.“
Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk pengekoran acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan islam kita tolak dan tinggalkan. Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan “Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka ……..”.
Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi : Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta“.  Diantara para sahabat ada yang bertanya “Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani ?”
Rasulullah menjawab “Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. al-Bukhori) Maka itu wahai saudaraku-saudaraku renungkanlah, Allah swt berfirman dalam surah al Baqarah :120 Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu(al Baqarah :120)

Asal-Usul Valentine Day

Valentine Day biasa dirayakan tiap tanggal 14 Februari, Mengapa sampai ada valentine day ? Setidak-tidaknya ada beberapa legenda diantaranya; adalah Kerajaan Romawi, yang dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi. Pada saat itu Kerajaan Romawi sering terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain.  Saat itu banyak orang laki-laki yang enggap bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tdk mau meninggalkan mereka untuk berperang apalagi perang yg memakan berbulan-bulan, bahkan tahunan.
Kaisar yang kejam tersebut mencari jalan dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dlm kesatuan militer, menurut Kaisar prajurit yang bagus itu pemuda yg tidak menikah. Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang pemuda yg bernama Valentinos atau orang yg bernama Valentine mempertahankan percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar II, bahkan dia melaksanakan perkawinannya dengan sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang perkawinannya tercium juga oleh Sang Kaisar, Seketika itu Ia menangkap dan memenjarakan Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi.
Beberapa ratus tahun kemudian acara Valentine Day berkembang pesat seperti yg kita kenal dewasa ini, pada waktu itu Agama Kristen lagi pesat-pesatnya berkembang di Eropa. Sedangkan legenda yang lain menyatakan bahwa Ketika Valentine dipenjara di Romawi , Ia tertarik dengan seorang gadis dan jatuh cinta kepadanya, gadis yang pernah mengunjunginya selama masa penahananya, dimana gadis itu sendiri saudara dari orang yg memenjarakan Valentine. Diduga Ia menulisi surat kepada gadis tersebut dan menandatanganinya “from your valentine”. Paus Gelasius kemudian mendeklarasikan tanggal 14 Pebruari sebagai Valentine Day sekitar abad 498 M.
Demikianlah beberapa legenda seputar valentine day, namun yang jelas bahwa masih terjadi kesamaran, dan bias seputar valentine day dan legenda versi lain mengatakan bahwa valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik.  Itulah sedikit tentang asal-usul hari valentine day dimana kemunculannya dari Kerajaan Romawi, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yg memberikan surat cinta kepada seorang gadis namun sekarang tradisi merayakan valentine day telah berubah, valentine day dirayakan dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’, dan diisi berbagai aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam, sehingga mereka memahami keharaman perayaan valentine day ini, meninggalkannya.


Sabtu, 13 November 2010

Dalam mengarungi lautan hidup ini, banyak duri dan kerikil yang harus kita singkirkan satu demi saDemikianlah sunnatullah yang berlaku pada hidup setiap orang. Di antara manusia ada yang berhasil menyingkirkan duri dan kerikil itu sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Namun banyak yang tidak mampu menyingkirkannya sehingga harus terkapar dalam kubang kegagalan di dunia dan akhirat.

Kerikil dan duri-duri hidup memang telalu banyak. Maka, untuk menyingkirkannya membutuhkan waktu yang sangat panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit. Kita takut kalau seandainya kegagalan hidup itu berakhir dengan murka dan neraka Allah Subhanahuwata’ala. Akankah kita bisa menyelamatkan diri lagi, sementara kesempatan sudah tidak ada? Dan akankah ada yang merasa kasihan kepada kita padahal setiap orang bernasib sama?

Sebelum semua itu terjadi, kini kesempatan bagi kita untuk menjawabnya dan berusaha menyingkirkan duri dan kerikil hidup tersebut. Tidak ada cara yang terbaik kecuali harus kembali kepada agama kita dan menempuh bimbingan Allah Subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan di dalam Al Qur’an bahwa satu-satunya jalan itu adalah dengan beriman dan beramal kebajikan. Allah berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan orang-orang yang saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ’Ashr: 1-3)

Sumpah Allah Subhanahuwata’ala dengan masa menunjukkan bahwa waktu bagi manusia sangat berharga. Dengan waktu seseorang bisa memupuk iman dan memperkaya diri dengan amal shaleh. Dan dengan waktu pula seseorang bisa terjerumus dalam perkara-perkara yang di murkai Allah Subhanahuwata’ala. Empat perkara yang disebutkan oleh Allah Subhanahuwata’ala di dalam ayat ini merupakan tanda kebahagiaan, kemenangan, dan keberhasilan seseorang di dunia dan di akhirat.

Keempat perkara inilah yang harus dimiliki dan diketahui oleh setiap orang ketika harus bertarung dengan kuatnya badai kehidupan. Sebagaimana disebutkan Syaikh Muhammad Abdul Wahab dalam kitabnya Al Ushulu Ats Tsalasah dan Ibnu Qoyyim dalam Zadul Ma’ad (3/10), keempat perkara tersebut merupakan kiat untuk menyelamatkan diri dari hawa nafsu dan melawannya ketika kita dipaksa terjerumus ke dalam kesesatan.

Iman Adalah Ucapan dan Perbuatan

Mengucapkan “Saya beriman”, memang sangat mudah dan ringan di mulut. Akan tetapi bukan hanya sekedar itu kemudian orang telah sempurna imannya. Ketika memproklamirkan dirinya beriman, maka seseorang memiliki konsekuensi yang harus dijalankan dan ujian yang harus diterima, yaitu kesiapan untuk melaksanakan segala apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya baik berat atau ringan, disukai atau tidak disukai.

Konsekuensi iman ini pun banyak macamnya. Kesiapan menundukkan hawa nafsu dan mengekangnya untuk selalu berada di atas ridha Allah termasuk konsekuensi iman. Mengutamakan apa yang ada di sisi Allah dan menyingkirkan segala sesuatu yang akan menghalangi kita dari jalan Allah juga konsekuensi iman. Demikian juga dengan memperbudak diri di hadapan Allah dengan segala unsur pengagungan dan kecintaan.

Mengamalkan seluruh syariat Allah juga merupakan konsekuensi iman. Menerima apa yang diberitakan oleh Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam tentang perkara-perkara gaib dan apa yang akan terjadi di umat beliau merupakan konsekuensi iman. Meninggalkan segala apa yang dilarang Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam juga merupakan konsekuensi iman. Memuliakan orang-orang yang melaksanakan syari’at Allah, mencintai dan membela mereka, merupakan konsekuensi iman. Dan kesiapan untuk menerima segala ujian dan cobaan dalam mewujudkan keimanan tersebut merupakan konsekuensi dari iman itu sendiri.

Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
“Alif lam mim. Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan untuk mengatakan kami telah beriman lalu mereka tidak diuji. Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka agar Kami benar-benar mengetahui siapakah di antara mereka yang benar-benar beriman dan agar Kami mengetahui siapakah di antara mereka yang berdusta.” (Al Ankabut: 1-3)

Imam As Sa’dy dalam tafsir ayat ini mengatakan: ”Allah telah memberitakan di dalam ayat ini tentang kesempurnaan hikmah-Nya. Termasuk dari hikmah-Nya bahwa setiap orang yang mengatakan “aku beriman” dan mengaku pada dirinya keimanan, tidak dibiarkan berada dalam satu keadaan saja, selamat dari segala bentuk fitnah dan ujian dan tidak ada yang akan mengganggu keimanannya. Karena kalau seandainya perkara keimanan itu demikian (tidak ada ujian dan gangguan dalam keimanannya), niscaya tidak bisa dibedakan mana yang benar-benar beriman dan siapa yang berpura-pura, serta tidak akan bisa dibedakan antara yang benar dan yang salah.”

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Orang yang paling keras cobaannya adalah para nabi kemudian setelah mereka kemudian setelah mereka” (HR. Imam Tirmidzi dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri dan Sa’ad bin Abi Waqqas Radhiyallahu ‘Anhuma dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no.992 dan 993)

Ringkasnya, iman adalah ucapan dan perbuatan. Yaitu, mengucapkan dengan lisan serta beramal dengan hati dan anggota badan. Dan memiliki konsekuensi yang harus diwujudkan dalam kehidupan, yaitu amal.

Amal
Amal merupakan konsekuensi iman dan memiliki nilai yang sangat positif dalam menghadapi tantangan hidup dan segala fitnah yang ada di dalamnya. Terlebih jika seseorang menginginkan kebahagiaan hidup yang hakiki. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan hal yang demikian itu di dalam Al Qur’an:
“Bersegeralah kalian menuju pengampunan Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang telah dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah.” (Ali Imran:133)

Imam As Sa’dy mengatakan dalam tafsirnya halaman 115: “Kemudian Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan untuk bersegera menuju ampunan-Nya dan menuju surga seluas langit dan bumi. Lalu bagaimana dengan panjangnya yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahuwata’ala kepada orang-orang yang bertakwa, merekalah yang pantas menjadi penduduknya dan amalan ketakwaan itu akan menyampaikan kepada surga.”

Jelas melalui ayat ini, Allah Subhanahuwata’ala menyeru hamba-hamba-Nya untuk bersegera menuju amal kebajikan dan mendapatkan kedekatan di sisi Allah, serta bersegera pula berusaha untuk mendapatkan surga-Nya. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/169

Allah berfirman:
“Berlomba-lombalah kalian dalam kebajikan” (Al Baqarah: 148)

Dalam tafsirnya halaman 55, Imam As Sa’dy mengatakan: “Perintah berlomba-lomba dalam kebajikan merupakan perintah tambahan dalam melaksanakan kebajikan, karena berlomba- lomba mencakup mengerjakan perintah tersebut dengan sesempurna mungkin dan melaksanakannya dalam segala keadaan dan bersegera kepadanya. Barang siapa yang berlomba-lomba dalam kebaikan di dunia, maka dia akan menjadi orang pertama yang masuk ke dalam surga kelak pada hari kiamat dan merekalah orang yang paling tinggi kedudukannya.”

Dalam ayat ini, Allah dengan jelas memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk segera dan berlomba-lomba dalam amal shalih. Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Bersegeralah kalian menuju amal shaleh karena akan terjadi fitnah-fitnah seperti potongan gelapnya malam, di mana seorang mukmin bila berada di waktu pagi dalam keadaan beriman maka di sore harinya menjadi kafir dan jika di sore hari dia beriman maka di pagi harinya dia menjadi kafir dan dia melelang agamanya dengan harta benda dunia.” (Shahih, HR Muslim no.117 dan Tirmidzi)

Dalam hadits ini terdapat banyak pelajaran, di antaranya kewajiban berpegang dengan agama Allah dan bersegera untuk beramal shaleh sebelum datang hal-hal yang akan menghalangi darinya. Fitnah di akhir jaman akan datang silih berganti dan ketika berakhir dari satu fitnah muncul lagi fitnah yang lain. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/170
Karena kedudukan amal dalam kehidupan begitu besar dan mulia, maka Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan kita untuk meminta segala apa yang kita butuhkan dengan amal shaleh. Allah berfirman di dalam Al Quran:

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah tolong (kepada Allah) dengan penuh kesabaran dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.” (Al Baqarah:153)

Lalu, kalau kita telah beramal dengan penuh keuletan dan kesabaran apakah amal kita pasti diterima?

Syarat Diterima Amal
Amal yang akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala memiliki persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Hal ini telah disebutkan Allah Subhanahuwata’ala sendiri di dalam kitab-Nya dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam di dalam haditsnya. Syarat amal itu adalah sebagai berikut:
Pertama, amal harus dilaksanakan dengan keikhlasan semata-mata mencari ridha Allah Subhanahuwata’ala.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman;
Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar menyembah Allah dengan mengikhlaskan baginya agama yang lurus”. (Al Bayyinah: 5)

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Sesungguhnya amal-amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya.” (Shahih, HR Bukhari-Muslim)

Kedua dalil ini sangat jelas menunjukkan bahwa dasar dan syarat pertama diterimanya amal adalah ikhlas, yaitu semata-mata mencari wajah Allah Subhanahuwata’ala. Amal tanpa disertai dengan keikhlasan maka amal tersebut tidak akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala.

Kedua, amal tersebut sesuai dengan sunnah (petunjuk) Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Beliau bersabda:
“Dan barang siapa yang melakukan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan tersebut tertolak.” (Shahih, HR Muslim dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha)

Dari dalil-dalil di atas para ulama sepakat bahwa syarat amal yang akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala adalah ikhlas dan sesuai dengan bimbingan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak ada, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala. Dari sini sangat jelas kesalahan orang-orang yang mengatakan “ Yang penting kan niatnya.” Yang benar, harus ada kesesuaian amal tersebut dengan ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika istilah “yang penting niat” itu benar niscaya kita akan membenarkan segala perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan dalil yang penting niatnya. Kita akan mengatakan para pencuri, penzina, pemabuk, pemakan riba’, pemakan harta anak yatim, perampok, penjudi, penipu, pelaku bid’ah (perkara- perkara yang diadakan dalam agama yang tidak ada contohnya dari Rasululah r ) dan bahkan kesyirikan tidak bisa kita salahkan, karena kita tidak mengetahui bagaimana niatnya. Demikian juga dengan seseorang yang mencuri dengan niat memberikan nafkah kepada anak dan isterinya.
Apakah seseorang melakukan bid’ah dengan niat beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala adalah benar? Apakah orang yang meminta kepada makam wali dengan niat memuliakan wali itu adalah benar? Tentu jawabannya adalah tidak.
Dari pembahasan di atas sangat jelas kedudukan dua syarat tersebut dalam sebuah amalan dan sebagai penentu diterimanya. Oleh karena itu, sebelum melangkah untuk beramal hendaklah bertanya pada diri kita: Untuk siapa saya beramal? Dan bagaimana caranya? Maka jawabannya adalah dengan kedua syarat di atas.
Masalah berikutnya, juga bukan sekedar memperbanyak amal, akan tetapi benar atau tidaknya amalan tersebut. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
“Dia Allah yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian siapakah yang paling bagus amalannya.” (Al Mulk: 2)

Muhammad bin ‘Ajlan berkata: “Allah Subhanahuwata’ala tidak mengatakan yang paling banyak amalnya.” Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/396
Allah Subhanahuwata’ala mengatakan yang paling baik amalnya dan tidak mengatakan yang paling banyak amalnya, yaitu amal yang dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam, sebagaimana yang telah diucapkan oleh Imam Hasan Bashri.
Kedua syarat di atas merupakan makna dari kalimat Laa ilaaha illallah – Muhammadarrasulullah.
Wallahu a’lam.


Posted by artikelislam