Menikah Adalah Ibadah
Bicara soal pesta pernikahan, bagi kita orang Minang, tentu yang tergambar dalam fikiran adalah pelaminan penganten yang megah dengan corak dan warna-warni yang meriah, marapulai yang gagah dengan saluaknya, anak daro yang cantik dengan suntiang keemasannya, prosesi-prosesi keadaan dari datuak dan niniak mamak serta acara-acara khs adapt Minang lainnya. Malahan dewasa ini banyak pesta baralek yang kita temui di kampong-kampung dan hampir di semua wilayah di Sumatera Barat, memeriahkan suasana aleknya dengan acara musik. Pada umumnya menggunakan jasa grup organ tunggal. Tak ada pesta baralek yang tidak meriah.
Hal itu lumrah saja, mengingat itulah moment penting yang berbahagia dan paling ditunggu-tunggu semua pihak. Sebuah perayaan yang menandakan halalnya hubungan sepasang insan berlainan jenis yang bukan mahram. Suasana dimana air mata baru penuh kebahagiaan menetes dari mata mempelai, orang tua dan sanak keluarganya. Saat-saat yang dihiasi ucapan syukur dan doĆ¢€™a harapan agar hubungan kasih saying itu abadi untuk selamanya. Hari bahagia yang juga dirasakan oleh semua orang yang menghadirinya.
Sebagai orang Minang yang mayoritas muslim, kita sadari bahwa pernikahan itu hakikatnya adalah sebuah ibadah yang diwajibkan dalamIslam bagi mereka yang sudah cukup umur dan mempunyai kemampuan untuk menjalannya.Ibadah yang sangat dicintai Allah, ibadah yang disunahkan oleh para rasul.Ibadah yang diberi ucapan shalawat oleh para malaikat bagi orang yang melaksanakannya. Ibadah yang akan menyelamatkan seorang hamba dari perbuatan maksiat dan perzinaan. Dan merupakan ibadah yang bernilai sacral sangat tinggi.
Kesakralan pernikahan inilah yang sering ternoda disebabkan cara merayakannya. Seperti musik-musik dan joget-jogetan ala diskotik yang identik dengan bau alcohol dan narkoba. Jenis musik yang digemari kebanyakan tamu undangan yang muda-muda. Makanya tak jarang pihak penyelenggara baralek ikut menyediakan fasilitas minuman keras untuk para tamunya. Tak ayal lagi, acara baralek itu berubah menjadi pesta mabuk-mabukan.
Adalah sebuah kepastian, orang yang di bawah pengaruh alcohol, akal sehatnya tidak berfungsi lagi. Masalah sepele seperti tersenggol sedikit waktu joget atau saling tatap-tatapan mata, bias berujung pertengkaran, perkelahian, bacakak banyak antar kelompok, antar kampong bahkan saling bunuh-bunuhan. Kejadian ini banyak kita dengar akhir-akhir ini.
Masalah lainnya adalah cara berpakaian dan goyangan para penyanyi wanita organ tunggal yang kebanyakan masih tidak memperhatikan adab kesopanan yang dapat mengundang syahwat kaum lelaki yang melihatnya. Dapat dibayangkan pikiran-pikiran mesum yang bersiliweran di kepala para lelaki tersebut, apalagi mereka di bawah pengaruh minuman keras.Banyak yang mengabaikan kalau acara baralek itu juga dihadiri oleh para orang-orang tua, niniak mamak bahkan ada alim ulama yang sepantasnya di hargai.
Jika memang berniat menggunakan jasa organ tunggal, ada baiknya hal ini dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak pengelolanya, mengenai pakaian penyanyi ataupun goyangan jogetnya.Kita harus sadari bahwa hal-hal yang berbau sensualitas dapat meningkatkan angka perzinaan dan perkosaan dalam masyarakat. Waspadalah !. Begitu anjuran Bang Napi di televisi tiap hari. Masalah lainnya lagi yang perlu diperhatikan dalam acara baralek adalah permainan judi seperti permainan kartu remi atau kartu koa dengan pasang taruhan untuk mengisi acara begadang semalam suntuk di rumah mempelai. Acara ini masih jadi tradisi di beberapa tempat.
Jadi tak ada salahnya kita renungkan dan pikirkan lagi, jika kita memang ingin mendapatkan keberkahan serta keridhaan Allah dari pernikahan suci itu. Dan jangan pula kita berprinsip, yang namanya perayaan boleh saja dirayakan dengan cara yang jelas-jelas diharamkan dalam ajaran Islam. Apapun jenisnya, perbuatan dosa tetap ada ganjaran azab dari Allah Swt bagi yang menghalalkannya.
Alangkah baiknya saat yang sacral dan bahagia itu dirayakan dengan lebih Islami dan tidak berlebih-lebihan sehingga menjurus ke perbuatan dosa. Dan juga jangan terlalu di paksakan kemeriahan alek tersebut, jujur saja, dalam masyarakat kita masih banyak yang memaksakan diri mengadakan acara baralek gadang yang mewah dan meriah demi gengsi dan takut malu dikatakan orang lain tak mampu. Sehingga karena dana yang pas-pasan terpaksa harus hutang sana-sini. Menyedihkan sekali memang. Bersenang-senang dahulu, bersusah-susah belakangan untuk bayar hutang.
Semuanya kembali pada kita yang menjalani. Renungkanlah, suatu perbuatan sakral, yang merupakan sunnah nabi, dicintai Allah dan mendatangkan pahala bagi yang menjalannya. Ya, menikah adalah ibadah, namun jika dirayakan dengan cara jahiliah, sanggupkah kita menerima laknat Allah?.
kalo bicara soal PERNIKAHAN...
BalasHapusbisakah anda menjawab,aku nikahnya kpan yaa??
heheeeee
aq bkan dukun jeng,,,,,
BalasHapusheee...